2007/07/18

Kasih Bunda

Bunda, cinta itu, berbentukkah ?
Lalu, cinta bunda padaku, seperti apakah ?
Saat hujan datang, saat rahmat Allah tercurah….
turun dan berlimpah…
Saat hujan menghujam,
rasa bahagia pun harusnya menelusup dalam..karena dalam hujan ada cinta, ada anugerah, ada cita yang semuanya penuh rasa….

Begitukan selalu kata bunda ?
Alangkah indahnya jika kita berpikir secara sederhana…lurus…
Seperti bunda.. mencurahkan utuh seluruh peluh.. hanya untukku...

Bunda... bisikku, mencintai itu, seperti apa rasanya ? hhhhh......indah sekali bunda, begitukah rasanya mencintai... ajari aku bunda, untuk mencintaimu.. mesti tertatih... seperti engkau mencintaiku.... mungkin tidak ya bunda ?

bunda, jangan marah.. sungguh, jangan marah ya, sembilu itu sedemikian manis, harumnya semerbak.. dan aku terpikat, lekat, meski akhirnya jatuh dan lumpuh......
Dahaga itu luar biasa ya bunda….Inginnya lebih terus..tak putus dan tak henti…

Bunda, mengapa luka harus dibasuh ? tidakkah lebih baik dibiarkan mengering saja ? Toh nanti pada saatnya akan mengelupas sendiri... Tapi mengapa harus bunda dekap? Mengapa harus bunda yang perih ?
Ngilu itu, bunda, apakah rasa ataukah kata? Mengapa dingin dan kaku sekali ? Lalu mengapa menular bunda ? Lalu, bagaimana bunda bisa sembuh ?
Bunda lihaatt.. sayapku mulai tumbuh.. indah ya? Menari yak bunda, putari dunia, sambut pelangi... Lega yang tak berujung... bersama bunda.....
Sulit sekali bunda, aku tidak sanggup.. sungguh, aku lelah, sedemikian letihnya.. peluk aku bunda, selalu..
tidak.. tidak.. jangan salahkan diri bunda, bukan salah siapa, hanya sedang berusaha mengepakkan sayap, tapi angin terlalu kencang....

bunda.. kehidupan di luar sana itu, sedemikian kejamkah ?
apa makna hidup itu, bunda ?
lalu, mengapa sedih mesti berwujud sedang bahagia melayang ?
dimana cinta kasih bunda ? sudah pudarkah ?
itu.. adil ya namanya ? sunnatullah menurut bunda ? lalu, mengapa dalam kamus bunda, hanya ada bahagia dan cinta ?
apakah bunda bukan bagian dari kehidupan ?
tercipta dari apakah bunda ?
tidak dari tanah kah ?
apakah dari gumpalan cinta dan cahaya ?
karena hanya itu yang mengalir dari diri bunda.. untukku....
Lalu, apa makna bahagia, bunda ? tidak sekedar tawa ? bukan hanya gerai senyum tentunya ? karena kerut merut itu masih utuh di kening bunda.. ada apakah bunda ? mengapa aku tidak mengerti jalan pikiran bunda ? aku baik-baik saja bunda.. sudah lepas semua cemas... langit di luar sedemikian biru... indaahh sekaliii....... bahagialah bunda, untukku....Bahagialah bunda... pintaku luruh.. bahagiaalahhh.... Bunda, lirih sekali, kueja satu demi satu, rasanya luar biasa... hanya untuk bunda, kusimpan yang terbaik hanya untuk bunda... kubungkus jadi satu, matahari, bulan, langit biru, gunung hijau dan laut jernih, kuikat erat, kuserahkan pada bunda.. dengan cintaku, yang tak seberapa.....
sungguh...
aku...
amat menyintaimu...
bunda.

Alifya putri...
Desi novita sari..
khaiakhas...

No comments: